Chirst Gardner |
Kalo soal cerita dari film ini mungkin mas bro sekalian udah pada tahu jalan ceritanya. Tapi banyak hal menarik dari alur cerita film ini. Contohnya ketika Chris naik taksi dengan Jay Twistle seorang manajer Dean Witter. Chris berusaha menarik perhatian Jay dengan permainan rubik yang tidak dapat diselesaikan oleh Jay. Chris pun berhasil menyelesaikan rubik tersebut. Sayangnya meskipun berhasil, Chris tidak memiliki cukup uang untuk membayar taksi. Chris pun melarikan diri dari sopir taksi. Lagi-lagi meskipun berhasil melarikan diri, portable-bone-scanner miliknya tertinggal di stasiun kereta. Dan alat tersebut diambil oleh gelandangan stres yang mengira bahwa portable-bone-scanner milik Chris adalah time machine alias mesin waktu. Di adegan ini, mungkin bila kita menjadi Chris Gardner kita akan berpikir bahwa ini adalah hukuman yg pantas akibat menipu seseorang. Dalam hal ini, Chris menipu sopir taksi dengan tidak membayar haknya. Tapi, bila kita telusuri pada adegan-adegan berikutnya. Well, pasti kita akan berpikir lain.
Kejadian selanjutnya adalah, Chris berhasil masuk di Dean Witter dan mengikuti program internship tanpa bayaran. Meskipun begitu, Chris tetap menjual seluruh portable-bone-scannernya yang masih tersisa. Sampai akhirnya bank tempat Chris menyimpan uangnya, mengambil seluruh uang milik Chris karena ia menunggak pajak. Chris pun menjadi bangkrut, dengan hanya mengantongi uang sebanyak 21 dollar. Sampai akhirnya ia dan anaknya terkadang menggelandang atau tinggal dipenampungan. Well, Chris pun akhirnya bertemu lagi dengan gelandangan yg pernah mengambil portanle-bone-scannernya dan mengambilnya kembali. Sayangnya alat tersebut rusak. Namun Chris berhasil membetulkannya dan ia mendapatkan uang dari hasil penjualan alat tersebut.
Garis besar peristiwa diatas adalah, IMHO loh ya. Andai saja portable-bone-scanner tadi tidak diambil oleh gelandangan stres, mungkin Chris bener-bener tidak punya harapan untuk meneruskan program internshipnya yang tersisa kira-kira dua bulan. Lah wong dah gak punya uang. Tapi ternyata dibalik kesulitan yang dialami, tetaplah selalu ada hikmahnya. Seperti yg tertuang di QS. Al-Insyiroh:6 yg berbunyi “sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” Selain itu, karena uangnya yg habis untuk membayar tunggakan pajaknya. Chris justru mendapatkan ide untuk menjual produk perusahaannya. Mungkin inilah alasan Steven Conrad sutradara film ini memasukkan adegan percakapan antara Chris dan Christopher, “There was a man who was drowning, and a boat came, and the man on the boat said “Do you need help?” and the man said “God will save me”. Then another boat came and he tried to help him, but he said “God will save me”, then he drowned and went to Heaven. Then the man told God, “God, why didn’t you save me?” and God said “I sent you two boats, you dummy!.” Yep, terkadang kita tidak tahu bahwa sesungguhnya Tuhan tidak pernah tidur, and God works in mysterious way. Justru kemalangan yg kita alami adalah kasih sayang dari Tuhan untuk menolong kita dikemudian hari. Maksud saya, justru dari kemalangan tersebutlah Tuhan menjaga kita dari hal yg sebenernya lebih gak diinginkan terjadi.
Well, masih banyak keindahan dari film ini. intinya bila kita meminjam kata-kata om Bill Gates, “terlahir dalam keadaan miskin itu bukan kesalahan kita, tapi mati karena kemiskinan adalah kesalahan kita tersendiri.” Atau kata-kata om Tukul Sarwana, “kesuksesan itu hasil dari kristalisasi keringat kita.” Film inipun menyinggung soal tersebut. So, bila kita tetap miskin tapi tidak ada usaha untuk memperoleh hidup yg lebih baik. Maka, kemiskinan tersebut adalah kesalahan kita sendiri. Dan bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah, cmiiw . Di akhir cerita, Chris akhirnya berhasil diterima sebagai stockbroker di Dean Witter. Saya suka sekali dengan adegan saat chrish gardner wawancara dengan pakaian seadanya dengan badan belepotan cat karena tidak sempat ganti pakaian, tapi disitulah dia terlihat seperti pria sejati yang super cool, berikut ini cuplikanya:
Dan inilah awal mula kebahagiaan Chris. Sebuah pencapaian luar biasa atas usaha kerasnya, pilihannya untuk mencari kehidupan yg lebih baik untuk anaknya Christopher. Disitulah turning point seorang Chris Gardner. Kebahagiaan yg terlihat singkat dibandingkan perjuangan dan penderitaan yg dialaminya. Tapi justru disitulah kebahagiaan sejati yang dirasakan bagi orang yg memang berjuang untuk mencapai cita-citanya tanpa ada rasa menyerah. Still a great movies I think. What do you?
No comments:
Post a Comment